Detik.com | Alien Tidak Datang Ke Bumi Mungkin Karena Berat di Ongkos

alien tidak datang ke bumi
Alien Tidak Datang Ke Bumi Karena Berat di Ongkos / ilustraasi oleh detik.com

ngopiDW.comSaat lagi scrool laman group facebook, salah satu post feed di group menita perhatianku. Ada link berita dari detik.com yang di share oleh satu member group di facebook.

Beneran gak nyangka si, sekelas detik bisa rilis artikel yang aku sebut konyol dan lucu. Tapi aku suka sama isi artikelnya, lucu dan menarik dengan tidak melupakan prinsip 5W 1H 👍👍👍

Read More

Artikel tersebut tayang pada redaksi detikinet, yang dipublish pada hari Senin 28 Desember 2020. Berikut isi artikelnya :

Jakarta – Bukan cuma perjalanan cinta kamu yang berat di ongkos. Alasan alien tidak pernah mengunjungi Bumi bisa jadi karena alasan yang sama — butuh biaya besar, bos!

Kita bisa belajar dari sejarah eksplorasi ruang angkasa manusia sendiri. Mengirim astronaut ke Bulan sebagai bagian dari Program Apollo antara tahun 1961 dan 1973 menghabiskan biaya yang besar sekitar USD 25,4 miliar, yang berarti sekitar USD 150 miliar (jika menyesuaikan dengan inflasi).

Sebagai perbandingan, Proyek Artemis, yang akan mengembalikan astronaut ke Bulan untuk pertama kalinya sejak 1972, akan menelan biaya USD 35 miliar.

Itu pun belum termasuk biaya untuk mendapatkan semua berbagai komponen lain, loh, seperti pengembangan SLS sejauh ini, kapsul ruang angkasa Orion, dan penelitian sistem pendaratan manusia (HLS), robotik dan lain sebagainya.

Jelajah interstellar?

Sejak awal kemajuan ilmu tentang ruang angkasa, banyak proposal teoritis telah dibuat untuk mengirimkan pesawat ruang angkasa ke bintang terdekat. Inti dari setiap proposal ini adalah apakah kita mampu mencapai bintang terdekat selama ada peradaban di Bumi?

Untuk memenuhi tantangan ini, para ilmuwan memikirkan sejumlah strategi propulsi canggih yang akan mampu mendorong pesawat ruang angkasa ke kecepatan relativistik.

Dari angka yang ada, yang paling jelas adalah Project Orion (1958-1963), yang akan mengandalkan metode yang dikenal sebagai Nuclear Pulse Propulsion (NPP).

Dipimpin oleh Ted Taylor dari General Atomics dan fisikawan Freeman Dyson dari Institute for Advanced Study di Princeton University, proyek ini membayangkan sebuah kapal luar angkasa besar yang akan menggunakan gaya ledakan yang dihasilkan oleh hulu ledak nuklir untuk menghasilkan daya dorong. Hulu ledak ini akan dilepaskan di belakang pesawat ruang angkasa dan diledakkan, menciptakan getaran nuklir sebagai pendorong.

Sistem ini sangat sederhana dan efektif, dan secara teoritis dapat mencapai kecepatan hingga 5% kecepatan cahaya (5,4 × 107km / jam, atau 0,05c).

Sayangnya, masalahnya masih ada pada masalah biaya. Menurut perkiraan yang dibuat oleh Dyson pada tahun 1968, sebuah pesawat ruang angkasa Orion akan memiliki berat antara 400.000 hingga 4.000.000 metrik ton. Perkiraan Dyson juga menyebutkan biaya membangun benda semacam itu bisa mencapai USD 367 miliar (sekarang USD 2,75 triliun bila disesuaikan dengan inflasi). Itu sekitar 78% dari pendapatan tahunan pemerintah AS untuk 2019, dan 10% dari PDB Amerika Serikat.

Ide lainnya adalah membuat roket yang mengandalkan reaksi termonuklir untuk menghasilkan daya dorong. Secara khusus, konsep Fusion Propulsion dipelajari oleh British Interplanetary Society antara tahun 1973-1978 sebagai bagian dari studi kelayakan yang dikenal sebagai Proyek Daedalus.

Desain yang dihasilkan membutuhkan pesawat ruang angkasa dua tahap yang akan menghasilkan daya dorong dengan menggabungkan pelet deuterium / helium-3 di ruang reaksi menggunakan laser elektron. Ini akan membuat plasma berenergi tinggi yang kemudian akan diubah menjadi daya dorong oleh nosel magnetik.

Tahap pertama pesawat ruang angkasa akan beroperasi selama lebih dari 2 tahun dan mempercepat pesawat ruang angkasa hingga 7,1% kecepatan cahaya (0,071c). Tahap ini kemudian akan dibuang dan tahap kedua akan mengambil alih dan mempercepat pesawat ruang angkasa hingga sekitar 12% dari kecepatan cahaya (0.12c) selama 1,8 tahun.

Mesin tahap kedua kemudian akan dimatikan, dan kapal akan memasuki masa jelajah 46 tahun. Menurut perkiraan Proyek, misi akan memakan waktu 50 tahun untuk mencapai Bintang Barnard (kurang dari 6 tahun cahaya). Sudah makan waktu yang tidak sebentar, lagi-lagi, ini juga pastinya bakal memakan begitu banyak biaya.

Alasan ini juga mungkin yang melatarbelakangi mengapa alien belum bisa menemukan keberadaan kita. Hmm, jadi kayak sinetron ya terhalang pertemuan karena cintanya berat di ongkos. Demikian melansir Science Alert.

detik.com / alien tidak datang ke bumi mungkin karena berat di ongkos

Berbagai tanggapan yang menarik atau komentar dari member group facebook tersebut. Seperti akun “Syauqi Al Haq, mengomentari Pengen liburan akhir tahun, tapi ongkos ke Bumi mahal”.

Akun lain atau member group lain juga turut mengomentati, “Mungkin karena lagi ada virus😁”. Dan ada komentar menarik lainya, seperti “Mana harus bawa surat rapid test lagi… Nambahin biaya…”

Group Facebook ini tak lain adalah, Group Facebook Pojok Programmer. Adalah group yang tidak membahas sama sekali mengenai programmer, melainkan tempat untuk bersantai, bersendau gurau dan ngobrol bebas ala programmer.

Group ini beranggotakan 70ribu lebih, dari semua umur dan latar belakang. Yang menarik lagi, ada satu kalimat di “About Group” yang menyatakan Tidak disarankan untuk bertanya mengenai masalah pemrograman. 😆

Sepertinya, group ini memang fokus hanya tempat mojok membuang lelah para programmer. 😎

Baca juga :  Update Android TV ke Android 11, Apa Fitur Barunya

Related posts