NgopiDW.com – Bak di film-film di layar lebar, Covid-19 adalah lawan kasat mata yang sulit dikalahkan. Tidak habis akal, manusia sebagai mahluk yang mudah beradaptasi, menciptakan teknologi perang lawan corona.
Tidak butuh waktu lama, musuh kasat mata inilah yang akhirnya membuat kehidupan manusia pun morat-marit dalam sekejap.
Para superhero di dunia saat ini bersatu, bahu membahu menerapkan teknologi untuk mengatasi dampak krisis.
Seperti apa teknologi yang diterapkan oleh peneliti dan inovator ini ? simak ulasan kai berikut ini :
Big Data Internet
Baca juga : Ventilator Pindad dan DI Harganya 50 Kali Lebih Murah
Para superhero di dunia saat ini memakai Big Data untuk memahami lebih dalam bagaimana virus ini bisa tersebar luas. Karena dengan menggunkan Big Data inilah, menjadi salah satu penentu langkah penghentian penyebaran.
Nextstrain adalah proyek open source yang menyediakan data, pengurutan, dan visualisasi yang menunjukkan evolusi patogen seperti virus corona.
Teknologi Informasi bisa membantu para ahli epidemiologi memahami virus ini. Seperti bagaimana Covid-19 berevolusi di berbagai negara dan kemungkinan mutasi yang bisa mengubah sifat virus.
Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan
Baca juga : Aplikasi Alternatif Selain Zoom, Gratis Lho!!!
Pesatnya perkembangan teknologi saat ini, seperti Artificial Intelligence bisa digunakan untuk mempelajari hal yang rumit.
Bila tersedia data yang cukup baik, kecerdasan buatan ini bisa digunakan untuk memprediksi tren penyakit di masa depan.
Perusahaan bioteknolgi AbCellera, menggunakan model “Learning Machine” untuk mengembangkan terapi antibodi. Antibodi yang dikembangkan berasal dari pasien yang telah pulih dari sakit.
Secara khusus, mereka telah memakai teknologi AI untuk menganalisis lebih dari lima juta sel kekebalan.
Rumah sakit dengan Telemedicine
Baca juga : Ilustrasi Virus Corona yang Ikonik, Siapa Pembuatnya?
Telemedicine adalah pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh [wiki].
Teknologi ini memungkinkan pasien berdiskusi dengan dokter secara privat, tanpa harus bertatap muka secara langsung.
Diskusi tersebut akan membantu pasien mendapatkan informasi mengenai dugaan diagnosis, perawatan atau penanganan pertama.
Di Indonesia sendiri, baru mulai umum digunakan sejak beberapa tahun terakhir. Contoh telemedicine yang sudah berjalan di Indonesia seperti pada AloDokter, HaloDoc, KlikDokter dan lainya.
Pasien hanya perlu membuka aplikasi atau laman website resmi, dan bisa chat dokternya langsung dari apliaksi atau website tersebut.
Pasien bisa menyampaikan keluhan yang diderita pada saat chat, dan doker akan menyampaikan hasil diagnosanya dari chat.
Aplikasi pengobatan
Baca juga : Obat Corona Ditemukan, 5 Pasien Dinyatakan Sembuh
Terinspirasi oleh aplikasi buatan Korea Selatan. Pemerintah daerah di Madrid, Spanyol, telah meluncurkan ‘Corona Madrid’ yang tersedia lewat aplikasi maupun di halaman web.
Orang yang merasa terjangkit virus bisa melakukan penilaian diri secara fisik berdasarkan gejala yang dialaminya.
Mereka akan menerima instruksi dan saran mengenai langkah yang harus diambil untuk perawatan.
Inisiatif ini dikembangkan oleh beberapa perusahaan Spanyol dalam waktu singkat.
Di Indonesia sudah ada aplikasi serupa, namanya Pikobar dan bisa di download di Play Store atau App Store.
Pikobar juga dapat di akses melalui website resminya di pikobar.jabarprov.go.id
Ventilator dibuat dengan printer 3D
Baca juga : Cara Kerja Aplikasi PeduliLindungi, Hentikan Penyebaran Virus Corona
Ventilator jadi alat penting untuk mengobati pasien corona Virus dengan kondisi parah.
Namun, jumlah ventilator tak cukup untuk dipakai oleh pasien yang jumlahnya sudah ratusan ribu di seluruh dunia.
Untuk mengatasinya, berbagai kelompok di seluruh dunia menyiapkan platform dan saluran komunikasi jaringan dengan teknologi seperti Telegram, di mana bisa berbagi informasi tentang desain open source untuk pembuatan ventilator dengan printer 3D.
Siapa pun, dengan printer 3D bisa berkolaborasi dengan mencetak komponen respirator yang diperlukan.
Chatbot menjawab pertanyaan
Baca juga : Aplikasi Untuk Lacak Corona Sudah Bisa di Install di Android
Organisasi kesehatan dunia (WHO) meluncurkan chatbot WHO dengan tujuan memberikan informasi tentang virus Corona dan memberikan jawaban atas pertanyaan yang sering diajukan mengenai virus ini, seperti apa yang harus dilakukan untuk melindungi diri sendiri.
Chatbot WHO beroperasi pada platform WhatsApp milik Facebook.
Raksasa teknologi itu juga menciptakan media sosial Coronavirus Information Center yang muncul di bagian atas feed penggunanya dengan menyediakan sumber informasi resmi, sambil menghapus halaman yang menyebarkan informasi yang salah atau berita palsu.
Panggilan video menyatukan orang
Baca juga : Covid-19 Atau Corona, Jenis Apakah Itu ?
Aplikasi panggilan video telah menjadi alat penting saat kita #dirumahaja atau #kerjadirumah, namun tidak kehilangan kontak dengan mereka.
Beberapa aplikasi populer adalah Skype, WhatsApp, Google Hangouts, Duo, Webex, dan Zoom.
Aplikasi ini dipakai baik untuk pertemuan tim kerja jarak jauh dan bisa membantu orang-orang untuk bisa berhubungan satu sama lain.
Aplikasi juga dipakai ketika para musisi menggelar konser lewat virtual, juga pesta pernikahan di mana para undangan bisa melihat lewat layanan streaming.