Empat Brand Membentuk Konsorsium Baterai Kendaraan Listrik

baterai motor listrik honda
Baterai Motor Listrik Honda /liputan6

ngopidw.com Kendaraan berbasis baterai saat ini lagi jadi trend baru, dan mendorong empat brand besar di dunia untuk melakukan konsorsium baterai kendaraan listrik.

Member konsorsium ini percaya bahwa ketersediaan sistem baterai yang dapat ditukar bisa mendorong penggunaan kendaraan listrik ringan secara luas.

Read More

Bentuk realisasinya dibentuk dalam baterai yang akan digunakan dalam sektor transportasi dan selain itu untuk menentukan spesifikasi standar dari sistem baterai swap.

Dalam project ini, dibagi menjadi beberapa kategori yakni moped sepeda motor, sepeda roda tiga, dan quadricycles atau ATV.

Konsorsium ini juga nantinya bekerja sama dengan berbagai badan standardisasi untuk Eropa, masing-masing negara dan organisasi global. Para pendiri juga wajib terlibat dalam pembuatan dan regulasi standar teknis internasional.

Project ini mulai berjalan pada Mei 2021 dan keempat penggagas konsorsium ini turut mendorong brand lain untuk bergabung dalam kerja sama ini dan memperkaya keahlian konsorsium.

Dikutip dari liputan6.com (15/03/2021), Executive Officer Takuya Kinoshita, Chief General Manager of Motorcycle Business Operations, Yamaha Motor Co., Ltd mengatakan, perusahaan kami percaya dalam pembentukan konsorsium ini memiliki arti penting.

“Tidak hanya untuk Eropa tetapi dunia. Saat ini kami bergerak menuju standar untuk baterai yang dapat ditukar untuk kendaraan listrik ringan,” katanya.

“Saya yakin bahwa melalui pekerjaan seperti ini, spesifikasi dan standar teknis yang saat ini berbeda menurut karakteristik regional atau keadaan industri di pasar yang berbeda bakal disatukan. Dan di masa mendatang, bisa membantu dalam memaksimalkan manfaat tenaga listrik. Untuk pelanggan di tingkat global,” tutupnya.

Baca juga :  Tilang Elektronik Sepeda Motor Berlaku Tahun Depan

Projek ini memberikan banyak nilai, terlebih memberi kemudahan para pemakainya nanti. Karena dapat mempersingkat waktu pengisian dengan menukar baterai yang kosong dengan yang sudah terisi penuh.

Konsep ini sebenarnya bukan hal baru, melainkan sudah ada yang melakukan sebelumnya. Yakni dari Brand KYMCO dengan iONEX-nya yang sekarang sudah berevolusi menjadi iONEX 3.0.

Elektrifikasi untuk Mengurangi CO2

Noriake Abe, Managing Officer of Motorcycle Operations for Honda mengatakan, upaya elektrifikasi di seluruh dunia untuk mengurangi CO2 dalam skala global semakin cepat, terutama di Eropa.

“Untuk adopsi sepeda motor listrik secara luas, masalah seperti jarak perjalanan dan waktu pengisian perlu diatasi, dan baterai yang dapat ditukar adalah solusi yang menjanjikan,” katanya.

Menurutnya lagi, mempertimbangkan kenyamanan pelanggan, standardisasi baterai yang dapat ditukar dan adopsi sistem baterai yang luas begitu penting. Itulah sebabnya empat produsen anggota setuju untuk membentuk konsorsium.

Honda memandang peningkatan teknologi untuk lingkungan ini sebagai area untuk menjajaki kerja sama dengan produsen lain. Sambil menghadirkan produk dan layanan yang lebih baik kepada pelanggan melalui persaingan. Walau begitu, pihaknya tetap bekerja keras di kedua sisi, menjadi pabrikan ‘pilihan’ buat mobilitas pelanggan.

Konsorsium Sebelumnya Empat Pabrikan JepangSkema serupa juga pernah terjadi sebelumnya, tepatnya pada September 2020. Konsorsium ‘Empat Pabrikan Besar Jepang’ (Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki) berkolaborasi dengan melakukan uji coba swab baterai di Osaka.

Meski tidak semuanya terdaftar di konsorsium baru, Suzuki dan Kawasaki masih bisa diuntungkan dengan teknologi yang sedang dikembangkan.

Baca juga :  Gesits Buka Dealer diJakarta, Ini Dealer Pertamanya !!!

Sejauh ini, dari empat pabrikan besar asal Jepang, baru Honda yang memiliki unit Electric Vehicle (EV) dengan memakai dua buah baterai. Dan dinamakan Mobile Power Pack.

Alat untuk menghimpun dan membangkitkan aliran listrik yang dipakai bertipe lithium ion dan mempunyai spesifikasi 50,4 volt 20,8 Ah.

Bobotnya sendiri mencapai 10 kilogram per buah-nya. Casingnya didesain tahan banting, tahan panas dan tahan getaran sesuai dengan standardisasi UN R136 atau standar kendaraan listrik di dunia.

Dua Pilihan Pengecasan

Terdapat dua pilihan dalam hal pengecasan. Pertama bisa langsung dengan mencolokkan kabel yang terdapat di motor ke stop kontak listrik.

Letak kabelnya berada di dek tengah atau yang biasa jadi lokasi tangki bensin di motor konvensional. Metode ini dapat mengisi dari kondisi kosong sampai penuh dengan memakan waktu sekitar 6 jam.

Cara lainnya yaitu dengan cara dicopot dan diisi menggunakan charger eksternal. Untuk satu baterai-nya butuh waktu 4 jam untuk diisi dari kosong sampai penuh. Tapi alat ini tidak disertakan dalam pembelian dan bisa dilakukan di pos-pos charging tertentu saja.

Hingga saat ini baterai yang dapat ditukar sudah menjadi standar di skuter listrik, tapi cukup langka untuk sepeda motor listrik. Kebanyakan masih mengalami kendala pada model yang besar dan memakan tempat.

Sebagian besar kapasitasnya tidak lebih besar dari 2 kWh, sehingga butuh beberapa baterai untuk mencapai kapasitas yang lebih besar.

Skuter listrik NIU misalnya, menggunakan sepasang baterai 2,1 kWh, yang masing-masing memiliki berat sekitar 11 kg. Contoh lainnya ada Zero SR / F yang memiliki daya 14,4 kWh, dan setidaknya membutuhkan sekitar tujuh baterai.

Related posts