Cumi-cumi yang termasuk dalam orde Myopsida mencakup sekitar 50 jenis spesies dengan mayoritas berasal dari keluarga Loligonidae. Salah satu spesies cumi-cumi di dalam kelompok tersebut yang cukup mengundang minat adalah cumi-cumi karang Karibia (
Sepioteuthis sepioidea
Tidak heran, tampilan dari cumi-cumi ini cukup menggemaskan dan sangat menyerupai sotong. Cumi-cumi karang Karibia memiliki warna dasar coklat dengan berbagai titik-titik tersebar. Terdapat juga garis-garis putih yang melintasi bagian perut hingga mencapai punggung mereka.
Menariknya, pada waktu malam datang, cumi-cumi tersebut nyaris tak berwarna dan tampak jernih. Ini disebabkan oleh sel-sel pigmen dalam cumi-cumi karang Karibia yang tidak membesar di malam hari. Mengenai dimensinya, spesies cumi-cumi ini termasuk cukup kecil. Ukuran badannya berkisar antara 12-20 sentimeter, dengan bagian mantel punggung (bagian yang mirip sepertikel ‘sayap’ mengibas di samping tubuh) yang panjangnya mencapai 12 sampai 14 centimeter.
Jika bicara tentang cumi-cumi Karibia, tidak hanya perlu mendiskusikan aspek kesopanan mereka. Ada beberapa fakta unik lainnya yang dapat diungkap mengenai hewan laut ini. Tidak sabar untuk bertemu dengan mereka? Mari kita lihat ulasan selanjutnya!
1. Sebaran wilayah, tempat tinggal, serta makanan kesukaannya
Seperti yang disebutkan oleh namanya, sebaran utama dari siput laut karang Karibia dapat ditemukan di wilayah Laut Karibia. Di luar daerah tersebut, spesies ini juga diketahui hidup di perairan Bermuda, Florida (AS), Venezuela, serta Cozumel (Meksiko). Siput laut karang Karibia secara konsisten menghuni air dangkal, mencapai kedalaman antara 1,5 hingga 100 meter di bawah permukaan lautan.
Animal Diversity
Menurut sumber tersebut, habitat pilihan cumi-cumi Karibia bervariasi sesuai dengan tahap perkembangan dan ukuran mereka. Ketika baru menetas, si kecil cumi-cumi ini biasanya ditemukan di area pantai. Setelah tumbuh sedikit, mereka berpindah ke dalam air hingga kedalaman antara 1 sampai 10 meter, daerah yang kaya akan vegetasi laut. Pada stadium dewasa, lingkungan hidup favorit mereka adalah pada terumbu karang atau permukaan dasar laut di perairan lepas dengan kedalaman tidak melebihi 100 meter.
Selagi berkaitan dengan masalah makanan, cumi-cumi karang Karibia termasuk dalam golongan karnivora. Mereka umumnya mendapatkan nutrisi dari ikan-ikan kecil seperti sardin, arthropoda semisal udah, serta fitoplankton sebagai santapan favorit. Saat melakukan perburuan, si cacing laut ini menggunakan daya lihatannya yang tajam, mengoptimalkan kesanggupan bercampur dengan sekitar, lalu menyerbu mangsa secara instan lewat sepuluh tungkai lenturnya yang bisa diperpanjang mirip hook.
2. Cara komunikasi mereka melibatkan warna
Cumi-cumi karang Karibia sebenarnya merupakan hewan yang hidup secara sosial. Mereka sering mengumpulkan diri dalam kelompok bersama beberapa individu lain untuk berinteraksi. Salah satu ekspresi interaksinya adalah melalui sistem komunikasi khusus yaitu dengan memanipulasi warna kulitnya!
Menurut ANGARI Foundation, cumi-cumi karang Karibia memiliki kemampuan untuk memvariasikan warna badannya karena adanya struktur bernama kromatophor. Kromatophor adalah organ spesifik yang ditemukan di bawah lapisan kulit dan mengandung vesikel pigmen kecil. Ketika perubahan warna diperlukan, cumi-cumi tersebut akan merangsang kromatophor dengan impuls elektrik, sehingga menyebabkan penampilan warna total tubuhnya bisa berubah. Variasi warna dari setiap individu unik dan bergantung pada kondisi lingkungan saat itu.
Apabila seekor jantan ingin menarik perhatian betina, maka dia akan mengubah badannya menjadi merah. Sebaliknya, jika bertemu dengan jantan lain sebagai tanda peringatan dan mencegah persaingan demi sang betina, dia akan menjadikan warnanya putih. Ketika terancam oleh pemangsa, seperti ular laut, siput laut besar, ikan angler, hiu, barracuda, kepiting, atau anjing laut, cumi-cumi karang Karibia tersebut akan mengubah warna tubuhnya menjadi coklat atau kemerahan. Selain itu, mereka juga bisa mengubah bagian-bagian tertentu dari tubuh mereka menjadi putih membentuk pola garis atau titik-titik. Yang lebih luar biasa adalah bahwa cumi-cumi ini memiliki kemampuan untuk mengontrol dua warna sekaligus pada area yang berbeda di tubuhnya sehingga membuat komunikasi serupa bahasa tubuh dapat dilakukan secara simultan.
3. Dapat “melayang” di atas permukaan air!
Selain soal komunikasi unik,
cumi-cumi
Karang Karibia juga mempunyai bakat istimewa lain yang tidak kurang mengagumkannya. Mereka dikenal sebagai “cumi-cumi terbang”, dan sebab dibalik nama itu cukup menarik lho. Secara singkat, cumi-cumi dari kelompok karang ini mampu melompat ke udara dengan bentuk badan seperti torpedo.
Animalia
melansir kalau seorang ahli biologi laut bernama Silvia Maciá pertama kali mengamati kemampuan terbang dari cumi-cumi karang karibia tersebut. Dikatakan kalau hewan laut ini dapat melompat ke atas permukaan air hingga ketinggian 2 meter dan meluncur di udara sejauh 10 meter. Temuan ini jelas sangat mengejutkan dan membuat cumi-cumi karang karibia masuk sebagai salah satu dari enam spesies cumi-cumi yang dikenal dapat “terbang”.
4. Sistem reproduksi
Belum diketahui pasti waktu pemijahan untuk cumi-cumi karang Karibia. Akan tetapi, terdapat ritual pernikahan yang menarik. Cephalopoda ini akan berkumpul dalam kelompok, dan jantan akan bersaing antara sesama mereka sendiri guna mendapatkan kesempatan bertelur dengan betina yang berada di dekatnya. Umumnya, individu dengan ukuran tubuh lebih besar memiliki peluang sukses lebih tinggi pada kompetisi ini. Aspek sedih mengenai proses reproduksi cumi-cumi karang Karibia adalah bahwa spesies ini masuk ke dalam kategori
semelparous
Yang artinya mereka akan meninggal dunia setelah berkembang biak satu kali.
Menurut sumber dari MarineBio, sepasang individu yang telah bertemu akan melakukan ritual dansa khusus yang mencakup kontak fisik serta perubahan warna. Ritual ini bisa memakan waktu hingga satu jam, bergantung pada durasi yang diperlukan oleh betina untuk menerima jantan tersebut. Setelahnya, jantan dari spesies cumi-cumi karang Karibia akan menyematkan alat reproduksinya di badan betina, sehingga fertilisasi pun terjadi.
Setelah perkawinan, betina akan mencari tempat perlindungan seperti karang untuk melepaskan telur yang telah dibuahi. Biasanya, seekor betina membuahkan hingga 7-8 butir telur berbentuk kapsul; setelah itu, betina tersebut segera meninggal dunia tidak lama kemudian. Di sisi lain, jantan mampu berkawin dengan beberapa betina secara berturut-turut pada interval waktu singkat sebelum juga turut tewas. Telur-telur ini nantinya akan melalui periode inkubasi selama 3-6 minggu sebelum akhirnya menetas dan cepat dewasa serta hidup sendiri tanpa bimbingan orang tua.
5. Status konservasi
Mengutip dari daftar merah IUCN, spesies cumi-cumi di terumbu karang Karibia masih termasuk dalam kelompok hewan berisiko rendah (Least Concern). Meskipun demikian, data tentang jumlah pasti serta perkembangan populasi mereka belum diketahui secara jelas. Akan tetapi, karena wilayah penyebarannya yang cukup luas dan tidak ada tindakan ilegal seperti perburuan liar, diyakini bahwa populasinya masih cukup banyak.
Jika terjadi penangkapan terhadap cumi-cumi ini, umumnya individu yang tertangkap digunakan sebagai umpan dalam memancing. Permasalahan yang kemungkinan besar mereka alami di waktu depan mirip dengan sebagian besar hewan di planet bumi yaitu akibat pemanasan global dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, apabila kedua tantangan utama tersebut dapat kita kelola atau minimal dikurangi, jumlah populasi dari cumi-cumi lucu ini tidak akan mencapai titik kritis.
Oh, ya, sebagai spesies
cumi-cumi
Tentunya, cumi-cumi karang Karibia memiliki kemampuan melepaskan tinta berwarna gelap dari tubuhnya. Mereka menggunakan keterampilan ini umumnya untuk melarikan diri dari serangan pemangsanya. Menurut laporan ANGARI Foundation, cumi-cumi tersebut berenang antara permukaan air dan terumbu karang sehingga dapat dengan cepat memantau gerak-gerik para pemburu. Sangat menakjubkan, kan, hewan unyu yang satu ini!